Dilihatdari perkataan Asy Syaukani ini, maka kita dapat simpulkan bahwa setiap jalan (perantara) menuju zina adalah suatu yang terlarang. Ini berarti memandang, berjabat tangan, berduaan dan bentuk perbuatan lain yang dilakukan dengan lawan jenis karena hal itu sebagai perantara kepada zina adalah suatu hal yang terlarang
Gambar ilustrasi ini adalah foto karya Rony Zakaria dalam seri fottonya yang terkenal MOUNTAINS AND THE SEA Foto Rony ZakariaBerasal dari akar kata bahasa Yunani, antropos manusia dan logos ilmu/studi, makna dasar antropologi adalah ilmu tentang manusia atau ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk manusia. Antropolog mengkaji aneka ragam jenis manusia dari berbagai sudut pandang dan pendekatan guna mengetahui sejarah dan perkembangan mereka, proses evolusi ragawi maupun kultural, cara beradaptasi dengan alam, strategi bertahan hidup, dlsb. Secara garis besar, dalam tradisi akademik Amerika, antropologi dibagi menjadi empat kelompok utama, yaitu 1 arkeologi yang mempelajari peninggalan kesejarahan budaya bendawimaterial culture untuk mengetahui budaya non-bendawi nonmaterial culture umat manusia tempo dulu; 2 antropologi fisik biologi atau ragawi yang mengkaji keragaman ras manusia, proses evolusi, serta relasi antara "primata manusia” human primates dan "primata nonmanusia” nonhuman primates; 3 antropologi bahasa yang mengkaji seluk-beluk bahasa struktur, sejarah, fungsi, relasi bahasa-budaya, dlsb yang digunakan manusia; 4 antropologi budaya atau antropologi sosial menurut mazhab Eropa atau antropolog sosial-budaya, yakni jenis antropologi yang membahas seluk-beluk kebudayaan manusia di manapun berada. Alasan pentingnya mempelajari antropologi Ada sejumlah alasan mendasar mengapa umat agama perlu mempelajari antropologi, khususnya antropolog budaya. Di antara alasan utamanya adalah untuk menghindari kesalahpahaman budaya cultural misunderstanding. Dalam perspektif antropologi budaya, kebudayaan dibagi menjadi "budaya bendawi” dan "budaya non-bendawi”. Tema kebudayaan pada hakekatnya mengacu pada apapun yang diproduksi oleh pikiran dan tindakan manusia, termasuk di dalamnya adalah seni, adat, norma, ritual, aturan, dlsb. Dengan menggunakan pendekatan antropologi budaya, umat manusia bisa terhindar dari kesalahpahaman budaya? Hal itu karena antroplogi budaya menekankan perspektif "cultural relativism” relativisme kultural serta menghindari perspektif "ethnocentrism” etnosentrisme. Etnosentrisme adalah perspektif, pemikiran, atau bahkan ideologi yang menganggap kebudayaan kita itu superior ketimbang kebudayan lain. Orang yang memiliki watak etnosentrisme cenderung merendahkan, tidak menghargai, atau memandang inferior praktik kebudayaan umat/masyarakat lain. Setiap orang memiliki potensi menjadi etnosentris, tetapi kadar atau tingkat etnosentrisme setiap orang berbeda-beda. Seperti rasisme yang memandang keunggulan ras tertentu dibanding ras lain, etnosentrisme menganggap keunggulan budaya tertentu atas yang lain. Seperti rasisme, etnosentrisme juga akan sangat berbahaya kalau sudah menjelma menjadi sebuah ideologi gerakan. Orang yang mengidap penyakit ideologi etnosentrisme, mereka bisa antipati terhadap budaya lokal/asing yang dianggap tidak agamis atau bertentangan dengan nilai-nilai tertentu yang mereka yakini dan pedomani. _ Sumanto al QurtubyFoto S. al Qurtuby Sementara itu, relativisme kultural adalah perspektif yang menganggap bahwa produk kebudayaan manusia itu bersifat relatif nisbi atau tidak mutlak serta menekankan signifikansi mempelajari kebudayaan itu dari sudut pandang para pelaku yang mempraktikkan budaya tersebut. Inilah yang disebut dengan "pendekatan emik”, yakni sebuah pendekatan penelitian atau pengamatan tentang praktik kebudayaan tertentu dari sudut pandang komunitas yang diteliti. Tujuan pendepatan emik ini adalah agar kita mengetahui "apa sebenarnya” makna, fungsi, dan tujuan dari sebuah kebudayaan tersebut sehingga terhindar dari kesalahpahaman. Banyak orang, termasuk kelompok agama, salah paham terhadap praktik kebudayaan sebuah masyarakat karena tidak menggunakan perspektif atau pendekatan emik ini Berbagai kasus kesalahpahaman budaya Ada banyak contoh kasus kesalahpahaman budaya yang dilakukan oleh sebagian kelompok masyarakat di Indonesia termasuk kelompok agama, khususnya mereka yang bewatak cupet, rigid, konservatif, dan militan. Kesalahpaman itu terjadi, antara lain, karena faktor dominasi watak etnosentrisme, nihilnya perspektif relativisme kultural, serta tiadanya pendekatan emik dalam melihat keragaman praktik budaya di masyarakat. Kelompok salah paham ini biasanya ditandai dengan beragam aksi baik verbal maupun fisik seperti merendahkan, mengharamkan, mengafirkan, atau bahkan merusak aneka ragam warisan dan praktik kebudayaan lokal. Banyak sekali praktik kebudayaan lokal nusantara yang sudah menjadi korban dari serbuan kelompok radikal-militan agama. Atas nama nilai, norma, doktrin, ajaran, dan teologi keagamaan tertentu mereka haramkan, kafirkan, dan sesatkan berbagai jenis kebudayaan nusantara seperti wayang, gamelan, konde, kebaya, aneka kesenian, sajen, sedekah bumi, dlsb. Belum lama ini, dunia maya Indonesia kembali dihebohkan oleh aksi seorang pendakwah salafi-wahabi garis cupet keturunan Arab Yaman yang mengharamkan dan bahkan meminta untuk memusnahkan wayang yang kemudian menuai banyak kritik dari berbagai lapisan masyarakat. Menjadi tanda tanya besar kenapa ia mengharamkan dan minta memusnahkan wayang. Apakah ia pernah menonton wayang? Apakah ia paham tentang seluk-beluk dunia wayang, termasuk sejarah dan filosofi wayang? Kemudian kasus kasus seorang laki-laki yang tampak marah lalu menendang dan membuang sajen atau sesajen di kawasan Gunung Semeru. Aksi itu sempat terekam oleh seseorang dalam video amatir dan beredar luas di jagat internet dan media sosial sehingga memancing cemoohan dan ledekan banyak orang. Dalam aksi tersebut, tampak laki-laki tadi sangat emosi seraya memekikkan takbir Allahu akbar! mengatakan kalau sesajen adalah bentuk perbuatan syirik yang menjadi "biang kerok” kemarahan Allah SWT. Maksudnya mungkin karena sesajen itulah Gunung Semeru meletus. Menjadi menarik untuk dipertanyakan lebih jauh, misalnya Dari mana dia tahu kalau Allah SWT itu murka? Pula, dari mana dia tahu kalau Tuhan itu murka karena sesajen? Dari mana dia tahu kalau Gunung Semeru itu meletus karena murka Allah? Bukankah ada dan tidak ada sesajen, bencana alam itu terjadi di manapun dan kapanpun. Bencana alam juga sering sekali terjadi di kawasan Timur Tengah, termasuk Arab Saudi, seperti banjir bandang atau badai gurun. Kalau benar Tuhan murka karena sesajen, Jawa-Bali sudah luluh lantak sejak zaman dahulu kala. Begitu pula dengan India, Thailand, Nepal dan lainnya yang masyarakatnya gemar dengan sesajen. Tragedi wayang dan sesajen di atas hanyalah sekelumit contoh saja dari orang-orang yang mengidap penyakit ideologi etnosentrisme serta minimnya pemahaman relativisme kultural tadi. Sudah sering kelompok Islam tertentu melakukan aksi pengutukan, baik dalam dunia maya maupun dunia nyata, terhadap aneka ragam praktik kesenian dan kebudayaan, termasuk ritual-keagamaan masyarakat. Bukan hanya sebatas pengutukan, mereka juga kerap mengobrak-abrik acara-acara ritual-keagamaan yang sarat dengan lokal budaya nusantara Seandainya umat agama memperlajari antropologi, khususnya antropologi budaya, maka tragedi wayang dan sesajen itu tidak akan terjadi karena keduanya syarat dengan nilai-nilai kearifan lokal yang sangat baik dan positif serta sama sekali tidak bertentangan dengan nilai, norma, ajaran, dan dogma agama manapun. Misalnya, sajen atau sesajen mengandung makna dan filosofi tentang pentingnya berterima kasih/bersyukur, harmoni manusia dan alam semesta serta respek terhadap leluhur. Sementara wayang memiliki makna yang sangat dalam karena menjadi simbol kompleksitas kehidupan manusia. Karena itu wayang bukan hanya sebuah tontonan yang menghibur masyarakat tetapi juga tuntunan yang syarat moral dan bernilai positif bagi masyarakat. Hanya orang-orang yang cupet pikiran dan tuna wawasan saja yang mengharamkan apalagi sampai merusak wayang, sajen, dan aneka ragam tradisi, seni, dan budaya lokal nusantara lainnya. Sumanto Al Qurtuby Pendiri dan Direktur Nusantara Institute; Anggota Dewan Penasehat Asosiasi Antropologi Indonesia Jawa Tengah. *Setiap tulisan yang dimuat dalam DWNesia menjadi tanggung jawab penulis.MATERIPEMAHAMAN ALKITAB BULAN MEI 2015 Perempuan Disekitar Jalan Salib. Diterbitkan oleh TPPA GKJ Joglo. Pengantar Pemahaman Alkitab Bulan April 2015 Adalah bukan sebuah kebetulan, kalau saksi pertama kebangkitan Kristus adalah perempuan. Kalau dalam Kejadian 3 perempuan lebih dulu jatuh dalam godaan Iblis, Perjanjian Baru sebaliknya : mau Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Seperti yang kita ketahui, didalam ruang lingkup masyarakat sering terjadinya interaksi antara lawan jenis. Entah itu pertemanan, pernikahan, perjodohan, dan lain sebagainya. Dan itu merupakan sesuatu hal yang sangat wajar dalam lingkungan jenis dapat diartikan sebagai istilah yang dipakai untuk membedakan dua jenis manusia yaitu laki-laki dan perempuan. Perbedaan yang paling pokok diantaranya yaitu pada alat kelamin. Allah Swt., telah menciptakan laki-laki dan perempuan untuk saling berpasangan. Ini tercantum dalam Al-qur'an surat Al-Hujurat ayat 13, yang berbunyi Yang artinya "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti." Dalam ayat ini menegaskan tidak ada perbedaan nilai kemanusiaan antara laki-laki dan perempuan. Repository menjelaskan, tujuan ayat ini yaitu agar manusia saling mengenal sehingga bisa memberi manfaat pada sesama. Allah Swt, tidak melarang seorang laki-laki bersahabat dengan seorang perempuan. persahabatan pada setiap manusia bisa mendatangkan keberkahan dari Allah. Namun dalam ruang lingkup persahabatan tersebut yang harus dilakukan saling menjaga kehormatan diri. Allah Swt, menganjurkan agar manusia bergaul dengan baik antara satu dengan lainnya baik laki-laki ataupun perempuan. Karena dengan pergaulan, bisa saling menompang dan saling mengisi dalam kebutuhan serta dapat mencapai sesuatu yang berguna untuk kemaslahatan masyarakat dan agama dengan akhlak yang cara bergaul dengan lawan jenisMenjaga aurat, aurat adalah bagian dari tubuh yang wajib ditutup dari pandangan orang lain yang bukan mahrom. Pada interaksi manusia, diwajibkan bagi laki-laki dan perempuan untuk menutup aurat. Para ulama bersepakat bahwa aurat laki-laki adalah pusar sampai lutut. Sedangkan aurat perempuan adalah seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan. Laki-laki tidak diperbolehkan bagi laki laki untuk melihat aurat wanita yang bukan mahromnya walaupun tidak dengan syahwat ataupun tidak untuk tujuan kenikmatan kemaluan, sebagai muslim kita harus tahu cara menjaga kemaluan. Cara untuk menjaga kemaluan yaitu dengan tidak meluhat gambar-gambar yang senonoh atau membangkitkan nafsu syahwat dan menjaga diri dari pergaulan pandangan, dengan memandang wajah dan bentuk tubuh wanita yang bukan mahram merupakan salah satu anak panah iblis yang akan membawa pelakunya kepada dosa-dosa lain yang besar. Saling bertanggung jawab, dalam menghadapi suatu masalah yang berat, maka diupayakan untuk dipikul atau di pertanggungjawabkan bersama-sama, dan tidak membiarkan salah satu pihak menanggung beban dalam Bergaul dengan Lawan JenisAdapun larangan-larangan dalam pergaulan dengan lawan jenis antaranya yaitu Berada ditempat rahasia antar lawan jenis, disini yang dimaksud dengan tempat rahasia adalah tempat sepi dimana keberadaan seseorang tidak diketahui oleh orang lain. Tempat rahasia bisa berupa tempat pribadi seperti kamar ataupun keramaian yang dapat digunakan untuk berkhalwat karena satu dan yang lainnya sudah tidak saling peduli sehingga setiap orang bebas melakukan apa saja yang mereka inginkan tanpa khawatir akan ditegur oleh orang bebas atau ikhtilat antar lawan jenis, yang dimaksud dengan ikhtilat adalah bercampur baurnya seorang wanita dengan laki-laki yang bukan mahramnya disatu tempat tanpa ada pembatas atau hijab sehingga wanita dengan atau laki-laki bisa melihat lawan jenis dengan sangat mudah dan sesuka hatinya. Larangan berhias berlebihan, yang dimaksud dengan berhias disini adalah memperindah diri supaya tampil menarik di hadapan orang lain dengan berbagai macam pakaian, make up, atau perhiasan. berhias dapat dilakukan oleh wanita atau laki-laki. Berhias yang terlalu berlebihan dapat menimbulkan penyakit hati bagi orang yang memandangnya. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya 0lbt.